Mungkin judul diatas terasa
lebay, tapi ya begitulah adanya. Memori, bicara tentang memori bagi
sebagian orang tidak ingin kehilangan satu detik pun memori dalam otakya
tetapi sebagian lain merasa sangat ingin dan ingin menghilangkannya
dalam otaknya. Orang pertama itu adalah aku.
"Move On! bergerak! jaga terpaut masa lalu, ayooo!" sebuah status facebook, menampilkan hal tersebut.
Agak aneh memang, disaat yang lain tidak ingin kehilangan kenangan dan memori, ia malah ingin memori tersebut hilang. Tapi itu hak pribadi mereka, mungkin saja itu memori yang menyakitkan, di PHPin orang mungkin atau suka sama orang tapi bertepuk sebelah tangan? Ngga ada yang tahu. Tapi, bagiku memori yang pernah masuk kedalam pikiranku adalah sebuah anugrah, kenapa tidak? anugrah bukan hanya sehat, kaya ataupun yang lainnya tetapi kenangan masa lalu, kelucuan suatu peristiwa, kenangan buruk semua itu juga suatu anugrah.
Segelas teh, ada apa dengannya? Yap, memoriku ada pada segelas teh itu. Bagaimana mungkin? bukankah sudah jelas memori itu disimpan dalam otak? kenapa ada dalam segelas teh?
Sabar dulu, dengar penjelasanku. Anda tahu stimulan? atau hormon? kemarin aku baru saja mempelajarinya saat kuliah Ilmu Reproduksi Ternak (salah satu kesukaanku hehehe) hormon itu fungsinya memberi rangsang pada organ untuk melakukan kerjanya. Jadi, segelas teh disini adalah stimulan untuk mengaktifkan kerja otak saya, menggali lebih dalam memori yang ada, entah itu senang, sedih, susah, lucu, gembira, cinta dan semuanya.
Pagi hari, sebelum berangkat kerja ibuku selalu minum teh, dan itu minuman wajib di pagi hari. Ya tahu lah, sebagai anak pasti sudah tahu kebiasaan ibunya, jadi saat bangun tidur yang pertama kali dinyalain bukan lampu, tapi kompor. Tapi ya begitulah, semua kenangan pagi hari ada dalam segelas teh. Entah apa saja obrolan yang sudah tertuang dalam segelas teh di pagi hari, jutaan obrolan tentunya dan itu sejuta memori juga.
Hampir 5 tahun lamanya, tidak ada segelas memori di pagi hari. Aku sekarang tinggal jauh dari orang tua, meninggalkan jutaan memori setiap pagi, tapi aku tak per galau atau risau, karena memoriku sekarang tertuang dalam segelas teh, dan kapanpun aku mau mengenangnya, tinggal seduh deh.
"Move On! bergerak! jaga terpaut masa lalu, ayooo!" sebuah status facebook, menampilkan hal tersebut.
Agak aneh memang, disaat yang lain tidak ingin kehilangan kenangan dan memori, ia malah ingin memori tersebut hilang. Tapi itu hak pribadi mereka, mungkin saja itu memori yang menyakitkan, di PHPin orang mungkin atau suka sama orang tapi bertepuk sebelah tangan? Ngga ada yang tahu. Tapi, bagiku memori yang pernah masuk kedalam pikiranku adalah sebuah anugrah, kenapa tidak? anugrah bukan hanya sehat, kaya ataupun yang lainnya tetapi kenangan masa lalu, kelucuan suatu peristiwa, kenangan buruk semua itu juga suatu anugrah.
Segelas teh, ada apa dengannya? Yap, memoriku ada pada segelas teh itu. Bagaimana mungkin? bukankah sudah jelas memori itu disimpan dalam otak? kenapa ada dalam segelas teh?
Sabar dulu, dengar penjelasanku. Anda tahu stimulan? atau hormon? kemarin aku baru saja mempelajarinya saat kuliah Ilmu Reproduksi Ternak (salah satu kesukaanku hehehe) hormon itu fungsinya memberi rangsang pada organ untuk melakukan kerjanya. Jadi, segelas teh disini adalah stimulan untuk mengaktifkan kerja otak saya, menggali lebih dalam memori yang ada, entah itu senang, sedih, susah, lucu, gembira, cinta dan semuanya.
Pagi hari, sebelum berangkat kerja ibuku selalu minum teh, dan itu minuman wajib di pagi hari. Ya tahu lah, sebagai anak pasti sudah tahu kebiasaan ibunya, jadi saat bangun tidur yang pertama kali dinyalain bukan lampu, tapi kompor. Tapi ya begitulah, semua kenangan pagi hari ada dalam segelas teh. Entah apa saja obrolan yang sudah tertuang dalam segelas teh di pagi hari, jutaan obrolan tentunya dan itu sejuta memori juga.
Hampir 5 tahun lamanya, tidak ada segelas memori di pagi hari. Aku sekarang tinggal jauh dari orang tua, meninggalkan jutaan memori setiap pagi, tapi aku tak per galau atau risau, karena memoriku sekarang tertuang dalam segelas teh, dan kapanpun aku mau mengenangnya, tinggal seduh deh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar