Aku tidak sengaja jatuh cinta.
Aku tidak sengaja mencuri-curi pandang ketika aku bersama kamu. Dan ketika kamu melihat ke arahku, aku tidak sengaja membuang pandanganku sejauh-jauhnya, lebih jauh dari semarang ke tegal.
Aku tidak sengaja merasa senang berada dalam satu kelompok bersamamu. Aku tidak sengaja mengharapkan kamu ada ketika kamu dan aku tidak dalam ruang dan waktu yang sama, papasan di tangga atau bertemu dijalan. Celingukanku membuktikannya.
Aku tidak sengaja berharap semua barang yang kupinjamkan padamu tidak kamu kembalikan sekaligus, buku di perpustakaan itu misalnya. Aku tidak sengaja membeli pulsa padamu, meskipun dekat kosanku ada jualan pulsa. Semuanya tidak sengaja beralasan agar kita tetap bertemu walaupun akhirnya aku hanya bisa diam.
Aku tidak sengaja sangat suka suara tawamu terhadap leluconku. Ketika kamu aku goda, aku tidak sengaja nyaman menerima gasakan manja kamu. Aku tidak sengaja panik jika kehabisan bahasan obrolan ketika aku berbincang dengan kamu. Rasanya dimensi waktu lari terbirit-birit jika aku sedang bersama kamu, seolah kebersamaan aku dan kamu begitu menakutkan bagi waktu, karena 1 jam bersamamu hanya berasa 1 menit saja.
Aku tidak sengaja menawarkan semua bantuan yang aku bisa padamu, semua pertanyaan yang kamu tanya padaku. Ah, aku tidak sengaja terus membayangkan senyumu ketika mengatakan "terima kasih". Terus menerus, hingga pagi menjelang, handphone-ku adalah yang pertama ku-check. Aku tidak sengaja kecewa jika ada BBM dan SMS yang masuk cuma jarkoman gaje, bukan kamu pengirimnya. Aku tidak sengaja khawatir jika tidak tahu kabarmu walaupun secara tidak sengaja aku meng- bmmu hal-hal yang tidak penting.
Aku tidak sengaja jatuh cinta kepadamu. Aku tidak sengaja benci membayangkan ini semua hanya pesan yang gagal aku kode dengan baik. Pesan yang kamu kirimkan begitu rumit, atau alat peng-kode-ku yang kalut tertutupi canggung, takut, rindu, cemas, harap, dan kawan-kawannya, apalah semua itu.
Aku tidak sengaja menjadikanmu “karena” dalam setiap “mengapa” yang bermuara di benakku, karena kamulah jawanan dari semua pertanyaan yang ada dalam otakku.
Maaf, aku tidak sengaja, gagaga.
Kamu tidak harus sengaja untuk jatuh cinta, karena cinta tak butuh alasan.
*Dua teori yang pernah aku dengar: 1) Otak tidak bisa menerima kata ‘tidak’ 2) Tiada ketidaksengajaan di dunia ini.
#ditulis setelah melewati bersama momen-momen berharga dalam hidup, untuk kamu. Edited dari notes facebook:https://www.facebook.com/notes/arkham-chadiar/maaf-aku-tak-sengaja-/436475949709487
Tidak ada komentar:
Posting Komentar