Akhir-akhir
ini ada sesuatu yang berbeda, entah dari mana datangya ini. Sudah lama rasanya
tidak merasakan perasaan ini, suatu perasaan yang tidak bisa dibedakan antara
senang, sedih dan jenuh. Menjelang senja, saat matahari sudah tidak kuasa
melihat dunia ini untuk kembali keperaduaanya, maka perasaan ini akan muncul. Perasaan ini cukup unik bagiku, kenapa tidak? jarang-jarang seorang bajingan bisa merasakan sebuah perasaan yang begitu dalam, begitu dalam dan terus kedalam hati dan jiwa.
Terihat segerombolan anak kecil berlarian menuju rumah mereka masing-masing, kulihat seorang anak memegang bola dengan erat. Baju mereka berlumuran lumpur, kupikir ah mungkin bekas hujan tadi pagi. Mereka seakan kompak, dengan motto satu kotor ya kotor semua tiada rasa penyesalan dalam diri mereka. Meskipun sudah tau resikonya, yap akan dimarahi ibu habis-habisan bahkan ceramah ibu tidak akan selesai hingga jam makan malam. Tetapi mereka seakan tidak pernah kapok mengulanginya lagi. "permainan yang hebat, besok kita main lagi!" ujar joko yang nampaknya paling tua dalam rombongan itu. "andai saja tidak ada angin, pasti tadi bolanya sudah masuk" gumam adi yang sudah lama tidak merasakan euforia dalam memasukkan gol ke gawang lawan.
Mereka tidak pernah marah pada senja yang membuat hari indah mereka berakhir, karena mereka tahu setelah adanya senja dan malam yang gelap esok akan hadir hari yang baru, hari yang akan lebih cerah dan akan banyak cerita pada hari itu. Andai aku bisa se bahagia mereka, tapi ah sudahlah kopiku sudah mulai mendingin dan aku tidak mau merebus kopi untuk kedua kalinya hari ini. Lantas kupikir, indah kiranya jika senja yang memerah ini kuhabiskan waktu denganmu, tapi ah apa daya aku saja tak berani berhadapan denganmu bahkan berbicara saja seakan baru belajar bicara saja. Aku selalu marah akan hadirnya malam yang merusak lamunan indahku bersamamu. Menikmati imajinasi yang ku gabungkan dengan memori-memori indah, entah itu wajahmu senyumu atau bahkan percakapan kita berdua.
Menjelang
senja, saat awan seakan marah dengan warna merahnya dan menjelang senja saat
induk burung kembali ke sarangnya. Perasaan ini aku tahu bukan yang pertama,
tetapi juga aku harap bukan yang terakhir. Beberapa saat, menjelang senja
menikmati saat-saat memori indah bersamamu meskipun aku tahu tidaklah banyak.
Mungkin inilah yang menjadikan perasaan ini begitu kuat menancap direlung hati,
karena pikiranku terus berusaha menggali lebih dalam memori bersamamu. Perasaan
ini, saat menjelang senja di awal malam.
Seorang Pemimpi
Moh Arkham Chadiar Jantra


Tidak ada komentar:
Posting Komentar